Saturday, November 27, 2010

Why read the Qur’an when we do not understand arabic?

anak laki baca quran


Recently I found an old note attached on a wall in a friend of mine’s office. It was a printout of an article from the internet with the above title about the virtue or hikmah of reading the holy Qur’an. A beautiful story worth sharing!

Here it is:

An old American Muslim lived on a farm in the mountains of eastern Kentucky with his young grandson. Each morning Grandpa was up early sitting at the kitchen table reading his Quran. His grandson wanted to be just like him and tried to imitate him in every way he could.

One day the grandson asked, “Grandpa! I try to read the Quran just like you but I don’t understand it, and what I do understand I forget as soon as I close the book. What good does reading the Qur’an do?

The Grandfather quietly turned from putting coal in the stove and replied, “Take this coal basket down to the river and bring me back a basket of water. The boy did as he was told, but all the water leaked out before he got back to the house. The grandfather laughed and said, “You’ll have to move a little faster next time,” and sent him back to the river with the basket to try again.

This time the boy ran faster, but again the basket was empty before he returned home. Out of breath, he told his grandfather that it was impossible to carry water in a basket, and he went to get a bucket instead.
The old man said, “I don’t want a bucket of water; I want a basket of water. You’re just aganot trying hard enough,” and he went out the door to watch the boy try in.

At this point, the boy knew it was impossible, but he wanted to show his grandfather that even if he ran as fast as he could, the water would leak out before he got back to the house. The boy again dipped the basket into river and ran hard, but when he reached his grandfather the basket was again empty. Out of breath, he said, “See Grandpa, it’s useless!”
“So you think it is useless?” The old man said, “Look at the basket.”

The boy looked at the basket and for the first time realized that the basket was different. It had been transformed from a dirty old coal basket and was now clean, inside and out. Son, that’s what happens when you read the Qur’an. You might not understand or remember everything, but when you read it, you will be changed, inside and out. That is the work of Allah in our lives.


~alQuran yang membawa seribu keajaiban...

~sekarang dah banyak terjemahannya..i.Allah lagilah terkesan =)

MEncoBa

Click to play this Smilebox calendar
Create your own calendar - Powered by Smilebox
This printable calendar customized with Smilebox

cam best ja benda ni.....sj nk try....huhu

Friday, November 26, 2010

sajak MENGENALIMU YA ALLAH

sajak ini kudengar dari IKIM.fm
Oleh: Mahsuri SN

MengenaliMu, ya Allah
Rasanya makin merindu
Yakin, itu sudah tidak pernah
Aku tanyakan pada diriku
Kepada kalbuku

Kerana sejak aku tahu
Mengenal kehidupan
Ketika masih belum mengaji
Mukadam dan al-Quran
Aku sudah diberi kenal
Ada bintang
Ada bulan
Ada matahari
Dan awan
Ada yang menjadikan;

Begitu aku terasa
Tanpa bertanya
Aku ingin makna mendalam
Sudah kuterima kenyataan
Bahawa alam jagat

Dan seluruh makhluk ini
Ada yang menjadikan
CiptaanMu, Tuhan
Maha Pengasih Maha Penyayang.

Berulang-ulang
Dalam hidupku diberi nafas
Berterusan menghayati nikmat
Makan minum dan tidur berehat
Maka dadaku penuh mengingati
NamaMu sentiasa
Di bibirku
Dan degup jantungku
Sentiasa mengigatiMu
Adalah tandaku
Dalam ikatanMu.

Maka apabila aku diberi hayat
Di alam jagatMu
Bergerak, bekerja
Mencari makan dan
Bergaul dengan insan insan dan umatMu
Menjadi sebutan
Degup hatiku;

Dan apa
Dan bagaimana
Dan di mana
Aku berada
Aku sentiasa dikurniai
InayahMu, ya Allah
Maka aku sentiasa mengingatiMu.

Maka dalam bersorak
Bergerak dan berteriak
Untuk apa
Untuk bagaimana
Aku tiba-tiba saja
Seperti digerak
Oleh suatu kuasa
Menyentuh dalam kalbuku
Maka aku menjadi terkelu
Mati teriak sorakku
Kerana nafasku
Terasa tinggal satu, satu.

Maka tahu aku, ya Allah
Lonjak dan sorak
Gelak dan teriak
Bisa sekali lenyap
Dalam satu helaan hafas:
Ketika dalam kealpaan
Menghayati dalam kefanaan

semoga membawa iktibar buat diri ini dan pembaca

Sunday, November 21, 2010

PUISI ERTI SEBUAH PENGORBANAN


bersama warkah ini,

aku berdiri di hadapan kalian,

bukanlah aku pujangga hendak bermadah bicara

bukan juga malaikat hendak menyata sempurna

tetapi aku hanyalah sebahagian kamu

yang bersuara untuk peringatan bersama


langit sudah kusam

mentari telah malap

bulan hilang cahaya

bumi merajuk dengan kerosakan yang berada di atasnya

manusia mengkerunyuk sejadah dan doa

mengangkat dahi dari sujud, melurus tubuh dari ruku’

berpaling daripada Yang Esa

menurut hawa nafsu mereka

“Ini modenisasi, yang itu adalah ortodok, mundur!” itu laungan mereka

maka rosaklah bumi hasil perbuatan tangan-tangan manusia


itu realiti, yang kita akan jumpai

tolehlah kanan dan ke kiri

terselit di dalam skrip drama, terlaung dalam lagu dan irama

wujud dalam paradigma ummah

virus halus, merobek moral dan menghancur suasana


sekelompok manusia hanya bijak menuding jari

ini perbuatan illuminati, ini semua kerja freemason

sedang jahiliyyah memang adalah musuh,

sekelompok manusia hanya tahu berdebat teori,

kalian salah, kami benar, kalian silap, kami betul

sedang yang ditikam adalah saudara sendiri

tatkala musuh memusnahkan pintu-pintu kita

merayap menyusup menjajahi roh dan minda, meletakkan dunia di tangan mereka

sedang kita

praktisnya tiada, geraknya tidak seberapa,

satu perkara telah hilang

pengorbanan, itulah namanya


jangan kau bangga dengan Islam yang kau ada

jika diri kita tidak mampu berkorban

maka itu tanda mandulnya iman

iman yang subur, adalah iman yang membuahkan amalan

bukan perdebatan dan sengketa

tetapi praktis dan gerak kerja


lihatlah keluarga ibrahim

apa kau hitung titis peluh ketua keluarganya,

yang merentas sahara untuk menyembelih seorang anak

atas hanya satu sebab yang jelas dan dia percaya

Perintah Allah Yang Maha Mengetahui Segala


Lihatlah keluarga ibrahim

apa kau lihat sopannya Ismail

yang merebahkan dirinya dan bersedia

untuk ditarah leher ditarik nyawa

atas hanya satu sebab yang jelas dan dia percaya

Perintah Allah Yang Tidak Akan Menzalimi HambaNya


Lihatlah keluarga Ibrahim

apa kau lihat tabahnya Hajar

membesarkan anak di tengah padang pasir

ditinggalkan suami di tengah hangat

dan melihat anak diambil pergi untuk disiat

atas hanya satu sebab yang jelas dan dia percaya

Perintah Allah Yang Tidak Akan Sesekali Memungkiri JanjiNya


Oh, dan lihatlah diri kita semula

hamba hina dari lumpur busuk

sedang nikmatNya tidak terhitung buat kita

namun selimut lebih kita cinta

ego lebih kita sayang

hawa nafsu lebih kita percaya,

membuatkan tubuh menjadi berat

hatta solat dilewat-lewat

apatah lagi yang lebih besar dan lebih berat?


saban tahun

kita hanya tahu berhari raya menyembelih binatang

tetapi kita tidak pernah tahu

bagaimana menyembelih jahiliyyah di dalam diri


bersama warkah ini,

aku berdiri di hadapan kalian,

berbicara akan pengorbanan

untuk diriku dan kita bersama

agar Adha kita tidak berlalu sebagai pesta perayaan

bahkan

satu titik untuk melakukan perubahan


~Hilal Asyraf~


Puisi ini aku ambil dari http://ms.langitilahi.com/puisi-erti-pengorbanan/


ya sangat setuju dengannya...jangan hanya debatkan teori tapi ayuh melangkah untuk beraksi! praktikal tak semudah teori...tapi itulah hakikatnya.. dan aku sememangnya masih bertatih, masih dalam kepompong mahu mengepakkan sayap demi menceriakan alam ini...tapi insyaAllah aku akan menjadi antara rama2 yang mewarnakan lagi bumi Ilahi ini...insyaAllah!