Monday, December 5, 2011

Aku mohon ampun ya Allah

Bismillah..

Satu saat bila air mata ini jatuh setitis demi setitis dek kerana penat dengan sikap manusia…

Astaghfirullah….

Tak tahu mengapa menangis kerana manusia. Padahal kerja ini kerana Allah! Kenapa perlu sedih dengan manusia…

Karena mereka tak berbuat seperti kamu mahu?

Karena mereka tak seperti yang kamu sangka?

Siapa mereka? Siapa kamu? Apa mereka tahu yang kamu juga tahu? Apa benar yang kamu tahu dan faham sama seperti Allah mahu?

7008258-bamboo-forest-with-sunlight-natural-green-background

Lagi dasyat bila kamu menghukum….

Adakah karena kamu yang memegang tanggungjawab ini, kamu rasa kamu lah yang faham? kamu lah yang benar?

Ke mana tanggungjawab selepas jawatan ini diletakkan? Terus lepas tangan?

Mana kata2 janji manismu disaat mengaku diri ini bekerja di jalanNya? Mana?!

Apa yang kau harapkan sebenar? Bantuan dah fahamnya manusia, atau pahala dari Allah dan demi kabaikan dirimu disana semata2?

~Astaghfirullah

Hari2 aku berbuat dosa… Namun ya Allah, Engkau Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.

Lagi Maha Pengampun Maha Mengetahui…

Aku tak akan berputusa asa memohon hidayahMu. Andaikata suatu saat Engkau takdirkan terhentinya hidayahMu buat diri ini, tariklah nyawa ini. Siapa aku untuk mengaku kuat? siapa aku untuk mengaku aku benar?

~Pimpin daku ya Allah. Nasihati aku wahai teman. Kasihkan k.ain wahai adik dan abang. Marahi k.ain wahai mama, abah.~

Kisah Nabi:

"Tidak akan masuk syurga' demikian katanya Nabi Muhammad saw yang bersabda dalam riwayat Muslim "Orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji dzarrah dari kesombongan"

Aduhai alangkah beratnya, pikir sang para sahabat. "Ya Rasulullah" adu mereka "kami ini adalah orang yang suka memakai pakaian anggun, suka mengenakan serban yang menawan, suka melangkah dengan terompah yang cantik, maka dengan demikian kami tak berhak atas syurga?"

"Benar ya Rasulullah" sebagian lain pula mengiyakan "Dan kami adalah orang yang suka jika dikelilingi banyak manusia. Kami suka jika ada kawan yang mengiring saat berjalan. Kami suka jika ada teman yang diajak berbicara ketika duduk. Maka bagaimanakah kami?"

Sang nabi tersenyum sembari bersabda "Bukan semua itu yang ku maksudkan.." beliau menatap semua yang hadir dengan tatapan cinta "kesombongan adalah menolak kebenaran dan menganggap rendah orang lain"

Dalam surah az-zukhruf ayat 51-53, si firaun mengagungkan diri menghina Nabi Musa.

Kisah Iblis berbangga dengan alasan dia diperbuat dari api, menolak suruhan Allah untuk sujud pada Adam.

Sang Qarun yang sombong dengan banyak ilmu katanya dan tenggelam dalam kekayaan harta.

Abu Jahl yang merasa Muhammad tidak layak menerima kerasulannya.

Turunan sifat sombong kadang halus lagi samar. Sebab itu memerlukan akar yang jeli dan hati yang peka. Bukan untuk mengenali kesombongan orang lain melainkan untuk menilai diri sendiri, sejak ia terhembus buat pertama kalinya.

Yang mengerikan, ditulis Imam Ahmad ibn Hanbal dalam kitab Az-zuhd,

"kami dahulu sepakat dan meyakini, seseorang yang menghina dan meremehkan sesosok mukmin sebab suatu dosa, sungguh takkan datang padanya kematian sebelum dia jatuh ke dalam kemaksiatan dan dosa yang sama"

Sungguh yang membuat seseorang sombong dan bangga diri bukanlah kelebihan2 yang dimilikinya, melainkan pikirannya yang dangkal dan jiwanya yang sempit!

Benarlah... Proses tarbiyah mengambil masa yang lama dan hidayah Allah itu siapa yang tahu? Mana tahu dia guru kita yang sebenar.

Benar jua.. kita adalah apa yang kita lihat. Jika yang baik kamu lihat, ya itulah hatimu.


p/s: sungguh ini coretan dari diri yang bersalah yang menjadi peringatan pertama buat diri sendiri.

p/s: Ada orang kata, buat kebaikan jangan ditunjuk. Ya saya mengaku sangat benar, tapi jika bukan kita untuk berusaha memperbaiki diri dan menyampaikan siapa lagi? Islam tetap akan menang, tapi adakah kita hanya mahu melihat. Serta tidak semua yang tidak berdosa wahai sahabat…. Jadi tegurlah diri ini…

p/s: Semangat Jom! Masih ada camping distiu sayang. Masih banyak campingnya! Berusaha yok.. =) Tapi jangan pula kita berdiam diri jika kemungkaran itu berlaku! Ada bezanya dalam menjalankan amal maaruf nahi mungkar.

Wallhua'lam


0 comments:

Post a Comment